Ketika Penjual Angkringan Mendengar Petir dari Olympus
Malam Panjang dan Bara Arang yang Mulai Padam
Di sudut jalan kecil kota Jogja, Sardi sibuk meniup arang di gerobak angkringannya. Bau sate usus dan kopi hitam bercampur dengan asap tipis yang menari di bawah cahaya lampu jalan. Malam makin larut, pembeli makin sepi. Uang hasil jualan hari itu pas-pasan, bahkan belum cukup buat bayar sewa kontrakan. Tapi seperti biasa, Sardi hanya menghela napas dan tersenyum. “Yang penting masih bisa jualan,” katanya pelan.
Setelah membereskan piring, ia duduk di bangku kayu, menyalakan ponselnya yang layarnya sudah buram. Ia buka game yang dulu dikenalkan anak muda langganannya — Gate of Olympus. “Coba aja lah, siapa tahu Zeus kasihan,” ucapnya setengah bercanda sambil menekan tombol spin pertama.
Petir Zeus Menyambar x500 di Tengah Malam Sepi
Awalnya layar hanya berputar tanpa hasil. Sardi menguap, hampir menutup game itu, sampai tiba-tiba suara keras keluar dari ponsel — “Thunder Power!” Sosok Zeus di layar mengangkat tangannya, dan cahaya emas menyambar. Multiplier x15 muncul, lalu x25. Tangan Sardi bergetar. Ia teruskan spin dengan jantung berdebar.
Beberapa detik kemudian, tiga Scatter muncul di layar. Free Spin aktif. Petir bertubi-tubi menyambar, x50, x100, hingga akhirnya Zeus melemparkan petir paling besar — x500! Layar ponsel memantulkan cahaya terang ke wajah Sardi yang ternganga tak percaya. Musik kemenangan menggema, tulisan MAXWIN! muncul besar di layar.
“Ya ampun… ini beneran?” gumamnya pelan. Arang di tungku hampir padam, tapi hatinya menyala. Uang yang didapat dari kemenangan itu cukup buat modal seminggu jualan, bahkan lebih.
Dari Gerobak ke Langit Olympus
Sardi menatap langit malam, senyum kecil terlukis di wajahnya. “Zeus, makasih udah mampir ke angkringan,” katanya pelan sambil menatap layar ponsel. Ia menutup gerobaknya dengan langkah ringan, merasa malam itu bukan sekadar hari biasa, tapi malam ketika petir Olympus menyambar di pinggir jalan kecil dan mengubah nasib seorang penjual angkringan.
